Jumat, Desember 19, 2008

Orang Tengger Sambut Yadnya Kasada

Suku Tengger adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang.

Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Joko Se- "ger".

Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Masyarakat suku Tengger di Gunung Bromo Jawa Timur, "gugur gunung" (bersama-sama) kerja bhakti membersihkan jalan untuk menyambut upacara "Yadnya Kasada". Masyarakat suku Tengger di Gunung Bromo akan melaksanakan Yadnya Kasada 15 September mendatang. Sebagai persiapan prosesi ritual tersebut masyarakat suku Tengger melaksanakan kerja bhakti secara gugur gunung (bersama-sama) membersihkan jalan desa.

Jalan desa yang dibersihkan meliputi jalan-jalan yang akan dilewati prosesi Yadnya Kasada, yakni mulai dari jalan desa hingga puncak Gunung Bromo sepanjang 14 km. Kerja bhakti yang melibatkan ratusan warga telah berlangsung dua hari dan diperkirakan akan selesai Rabu (10/9). Kerja bhakti yang dilakukan rutin setiap menjelang upacara Yanya Kasada dikerjakan dengan tulus tanpa pakasaan.

Puncak upacara Yadnya Kasada akan dilaksanakan di puncak Gunung Bromo tanggal 16 September pukul 00.00 WIB. Namun untuk melaksanakan upacara Yadnya Kasada, masyarakat suku Tengger akan melaksanakan sejumlah upacara terlebih dulu.

Di antaranaya, upacara "mepek" yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 September malam. Upacara "mepek" merupakan upacara minta izin (pamitan) kepada yang Mahakuasa Hyang Widi Wasa.

Selanjutnya, tanggal 15 September siang warga suku Tengger akan melaksanakan upacara Tayuban di Pakis Bincil di bibir kaldera Gunung Bromo. Dilanjutkan, puncaknya Yadnya Kasada, 15 September pukul 24.00 atau tanggal 16 pukul 00.00 WIB.

Saat itu seluruah warga suku Tengger di kawasan Gunung Bromo yang meliputi wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang melaksanakan larung sejaji ke kawah Gunung Bromo.

Kepala Dinas Pariwiasata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo yang meninjau persiapan ke Gunung Bromo mengatakan, upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, secara nasional termasuk salah satu prioritas obyek wisata Jawa Timur yang dikemas untuk menyambut "Visit Indonesia Year 2008". Namun, puncak upacara Yadnya Kasada yang bertepatan dengan bulan Ramadan kurang menguntungkan untuk kegiatan wisata.

Diperkirakan, upacara Yadnya Kasada tahun ini kurang menyedot minat wisatawan untuk berkunjung, sehingga Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo kini juga melakukan persiapan penyambutan pengunjung secara sederhana, bahkan sejumlah acara pendukung yang telah disiapkan sebelumnya juga ditunda pelaksanaannya.

Menjelang puncak upacara Yadnya Kasada di pendapa Agung Wonokitri akan digelar pentas seni tradisional suku Tengger. Namun pawai mobil "hardtop" yang biasa digunakan untuk mengantar wisatawan akan digelar usai bulan Ramadan nanti.

0 Komentar:

Powered By Blogger

ShoutMix chat widget